
SANGATTA – Festival Layang-Layang yang digelar Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kutai Timur (Kutim) tahun 2025 sukses menyedot perhatian publik. Digelar pada 22–24 Agustus 2025, ajang ini menjadi salah satu rangkaian kemeriahan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Dari berbagai peserta yang tampil, Enggang Dee.aRe keluar sebagai juara pertama. Sementara itu, Layangan Gading berhasil mengamankan posisi ketiga. Prestasi ini sekaligus menunjukkan bahwa kreativitas masyarakat Kutim dalam mengembangkan permainan tradisional masih tetap terjaga dan relevan hingga sekarang.
Owner Dee.aRe, Dayang Rika, tak bisa menyembunyikan rasa syukur atas capaian timnya. “Kami merasa bangga bisa meraih hasil terbaik. Semua ini berkat kerja sama tim yang menyiapkan layangan dengan penuh kesungguhan,” ucapnya.
Menurut Dayang, keikutsertaan mereka bukan semata mengejar prestasi, melainkan juga bagian dari dukungan terhadap pelestarian budaya. “Festival ini bukan hanya hiburan, tetapi juga wadah untuk menjaga permainan tradisional tetap hidup di tengah masyarakat,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan keistimewaan layangan yang ditampilkan timnya. Mulai dari pemilihan bahan seperti bambu, kain peles, lem G, hingga benang jahit, semuanya disiapkan dengan ketelitian agar menghasilkan layangan yang ringan, kuat, dan stabil di udara.
Tak hanya itu, sentuhan kreatif juga terlihat pada bagian kondo atau kepala layangan, yang menggunakan kombinasi bahan seperti sterofoam, kain, bambu, hingga ukiran khas, sehingga menjadikan tampilannya lebih menarik.
Festival ini bukan sekadar lomba, melainkan juga ruang silaturahmi masyarakat serta ajang inovasi di tengah gempuran permainan modern.
Dayang Rika pun berharap kegiatan serupa dapat terus dilanjutkan di tahun-tahun mendatang. “Kami ingin festival ini tetap menjadi tradisi tahunan, supaya budaya layang-layang tetap lestari sekaligus mempererat kebersamaan warga Kutim,” tutupnya. (*)